Karena engkau tidur terlungkup dengan wajah menghadap kesisi kiri. Tanganmu selalu tampak menggapai. Apakah sebenernya itu yang slalu engkau cari dibawah bantal?
Aku selalu ingin mencuri waktumu. Menyita perhatianmu. Semata-mata agar aku dapat terpilin masuk dalam lipatan seprei tempat tubuhmu sekarang terbaring.
Memandangmu memberikanku sensasi keabadian. Mengertilah, ini bukan untuk merayu. Kejujuran sudah seperti riasan wajah yang menor. Tak terbayang jika harus menambahnya lagi dengan sebuah rayuan.
Aku tidak terlalu tau keadaan tempat tidurmu. Karna bukan aku yang sering ada disitu. Entahlah siapa. Mungkin cuman bantal dan guling.
Terkadang benda-benda mati justru mendapatkan apa yang paling kita inginkan.
Aku iri pada baju tidurmu, handukmu, apalagi gulingmu..
Membayangkannya saja mengerikan. Apa rasanya dipeluk dan didekap tanpa pretensi? Mungkin itulah surga.. Dan manusia masih perlu beribadah jungkir balik untuk mendapatkannya?
Kini izinkan aku tidur. Menyusulmu kedalam tempat keabstrakan itu berada. Tempat dimana segalanya bisa bertemu dan terjadi.
Pastikan kau disana. Tidak terbangun karna ingin pipis dan mimpi buruk. Karna aku akan kesana menyusulmu. Tunggu aku! Begitu banyak yang ingin aku bicarakan. Mari kita piknik, bermain pasir, memasak.. Tak ada yang tidak bisa kita lakukan disana bukan?
Tapi kalau boleh memilih, aku ingin bermimpi tidur disebelahmu. Dengan tanganku dibawah bantal. Tempat dimana jarimu menggapai-gapai. Tidurku meringkuk kesisi kanan sehingga wajah kita berhadapan.
Dan ketika matamu terbuka nanti, ada aku disana. Rambutku yang berdiri liar dan wajahmu yang tercetak kerut seprai. Tiada yang lebih indah dari cinta dua orang yang terbangun dipagi hari, dengan muka yang berkilap, dan mereka masih berani tersenyum saling menyapa "SELAMAT PAGI".
Selamat Malam :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar